skip to main |
skip to sidebar
Posted in |
di
04.58
Semantik dan Pragmatik
A. Pengertian Semantik
Kata semantik dalam bahasa Inggris :Semantics , berasal dari bahasa Yunani sema (kata benda ) yang berarti “Tanda”
atau “Lambang”. Yang dimaksud tanda
atau lambang di sini sebagai padanan Sema itu adalah tanda linguistik
(perancis :signe linguistique ). Kata kerjanya adalah Semaino yang berarti Menandai atau melambangkan.Kata semantik dapat di artikan
sebagai ilmu tentang makna atau tentang arti, yaitu salah satu dari tiga
tataran analisis bahasa :fonologi, gramatika,dan semantik.Selain istilah semantik dalam
sejarah linguistik ada pula digunakan istilah lain seperti semiotika,
semiologi, semasiologi , sememik, dan semik untuk merujuk pada
bidang studi yang mempelajari makna atau arti dari suatu tanda atau lambang.Kesulitan lain dalam menganaisis
makna adalah adanya kenyataan bahwa tidak selalu “ yang
menandai “ dan “ yang ditandai
“ berhubungan sebagai satu lawan satu, artinya, setiap tanda linguistik
hanya memiliki satu makna.
Jenis
Semantik
Yang menjadi sebuah objek semantik
adalah makna bahasa yang terdiri dari satuan – satuan bahasa seperti kata,
frase, klausa, kalimat, dan wacana. Bahasa memiliki tataran tataran
analisis, yaitu fonologi, morfologo, dan sintaksis.Ada beberapa jenis semantik, yang
dibedakan berdasarkan tataran atau bagian dari bahasa itu yang menjadi
penyelidiknya :
a. Semantik leksikal
b. Semantik gramatikal
c. Semantik sintaktikal
d.` Semantik kalimat
e. Semantik maksud
f. Semantik pragmatik
Analisis Makna
Makna merupakan kesatuan mental pengetahuan dan pengalaman yang
terkait dengan lambing bahasa yang mewakilinya. Makna terdiri atas
komponen makna, misalnya makna kata wanita terbentuk dari komponen makna
MANUSIA, DEWASA, PEREMPUAN. Analisis makna, selain dilakukan dengan
bantuan analisis kompinen, dapat dilakukan melalui prototipe. Menurut
pendekatan ini makna kata tidak dapat diuraikan dalam bentuk komponen
semantik karena makna kata batasnya kabur dan keanggotaan dalam satu
kategori tidak ditentikan oleh ada tidaknya komponen-komponen semantic
tertentu, tetapi bergantung pada jarak dari prototipe. Prototipe adalah
representasi mental yang mewakili contoh terbaik satu konsep tertentu.
Sebagai contoh, konsep kata mobil diwakili mobil sedan yang merupakan
prototipe konsep mobil. Untuk menentukan apakah satu kata masih termasuk
dalam kategori mobil atau tidak, kata itu harus dibandingkan dengan
prototipe mobil. Misalnya, bus secara pasti dapat dimasukkan dalam
kategori mobil, tetapi bajaj lebih sulit untuk dimasukkan dalam kategori
mobil, karena jarak bajaj dari mobil sedan lebih jauh daripada jarak
bus dengan mobul sedan yang memiliki lebih banyak persamaan. Analisis
makna dengan bantuan prototipe memungkinkan penyusunan kosakata yang
termasuk dalam satu medan makna yang berasal dari ranah tertentu.
Pembentukan prototipe dipengaruhi latar belakang sosial budaya dan
lingkungan suatu masyarakat bahas, misalnya protipe ranah buah-buahan
dalam masyarakat Indonesia adalah pisang, sedangkan dalam masyarakat
bahasa yang tinggal di Eropa apel.
Makna Pemakaian Bahasa
Makna dan pamakaian bahasa merupakan dua hal yang tak dapat
dipisahkan. berikut ini diulas dua hal yang menyangkut makna dan
pemakaian bahasa itu, yakni makna dan gaya bahasa serta makna dan bahasa
tabu.
1. Makna dan gaya bahasa Dalam pemakian gaya bahasa, unsur makna memegang peranan yang
dominan. Gaya bahasa selalu berurusan dengan makna kata. Berbagai jenis
gaya bahasa dapat dilacak kekhasannya dari segi makna itu. Gaya kontras,
misalnya, jelas mempertimbangkan oposisi, seperti yang tampak pada
kalimat berikut:
a. Anda orang besar, bukan orang sembarangan.
b.
Jangankan bertani, buruh pun saya jalani. Gaya klimaks menggunakan
oposisi juga, tetapi oposisi gradual. Perhatikan dua kalimat berikut
ini! Silakan maju semua, kopral, kapten, colonel, dan jendralnya! Saya
tidak gentar. Gaya bahasa yang menunjukkan pengulangan kata-kata
bersinonim juga ada. Pengulangan dengan kata-kata yang bersinonim itu
malahan merupakan variasi yang membuat gaya itu menjadi segar, seperti
yang tampak pada contoh berikut. Anda boleh melirik, melihat, menatap,
tetapi jangan melotot. Uraian di atas sekedar gambaran bahwa makna
merupakan unsur bahasa yang berkaitan erat dengan gaya bahasa. Makna
merupakan unsur yang potensial didayagunakan dalam gaya bahas.
2. Makna dan Gaya Bahasa TabuTidak semua kata atau satuan lingual dalam bahasa layak dalam situasi
tertentu. Dengan kata lain, ada satuan bahasa yang tabu dinyatakan
dalam forum tertentu. Tabu itu sendiri sebenarnya dilatarbelakangi oleh
pertimbangan makna. Dikatakan tabu karena makna yang dikandungnya tidak
layak dimunculkan dalam situasi komunikasi. Kepada orang yang lebih tua
tidaklah pantas digunakan kata anda sebagai penyapa. Kata sapaan bapak
dan ibu lebih banyak digunakan. Penutur biasanya tidak kurang akal untuk
menghindari penggunaan kata tabu. Dalam kebudayaan Indonesia, misalnya,
ada keengganan untuk menggunakan kata ganti orang kedua tunggal kamu
atau bentuk posesif mu. Penutur biasanya menghilangkan unsur itu, atau
menggantinya dengan unsure lain yang lebih pantas.
B. Pengertian Pragmatik
Para pakar pragmatik mendefinisikan istilah ini secara berbeda-beda.
Yule (1996: 3), misalnya, menyebutkan empat definisi pragmatik, yaitu:
(1) bidang yang mengkaji makna pembicara,
(2) bidang yang mengkaji makna
menurut konteksnya,
(3) bidang yang, melebihi kajian tentang makna yang
diujarkan, mengkaji makna yang dikomunikasikan atau terkomunikasikan
oleh pembicara, dan
(4) bidang yang mengkaji bentuk ekspresi menurut
jarak sosial yang membatasi partisipan yang terlibat dalam percakapan
tertentu.
Thomas (1995: 2) menyebut dua kecenderungan dalam pragmatik
terbagi menjadi dua bagian, pertama, dengan menggunakan sudut pandang
sosial, menghubungkan pragmatik dengan makna pembicara (speaker
meaning); dan kedua, dengan menggunakan sudut pandang kognitif,
menghubungkan pragmatik dengan interpretasi ujaran (utterance
interpretation). Selanjutnya Thomas (1995: 22), dengan mengandaikan
bahwa pemaknaan merupakan proses dinamis yang melibatkan negosiasi
antara pembicara dan pendengar serta antara konteks ujaran (fisik,
sosial, dan linguistik) dan makna potensial yang mungkin dari sebuah
ujaran ujaran, mendefinisikan pragmatik sebagai bidang yang mengkaji
makna dalam interaksi (meaning in interaction). Leech (1983: 6 (dalam
Gunarwan 2004: 2)) melihat pragmatik sebagai bidang kajian dalam
linguistik yang mempunyai kaitan dengan semantik. Keterkaitan ini ia
sebut semantisisme, yaitu melihat pragmatik sebagai bagian dari
semantik; pragmatisisme, yaitu melihat semantik sebagai bagian dari
pragmatik; dan komplementarisme, atau melihat semantik dan pragmatik
sebagai dua bidang yang saling melengkapi.
KESIMPULAN
Semantik dan pragmatik merupakan salah satu cabang ilmu yang
dipelajari dalam studi linguistik. Dalam semantik kita mengenal yang
disebut klasifikasi makna, relasi makna, erubahan makna, analisis makna,
dan makna pemakaian bahasa. Sedangkan dalam pragmatik kita mengenal
yang disebut interaksi dan sopan santun, implikatur percakapan,
pertuturan, referensi dan inferensi serta deiksis. Dengan demikian dapat
kita simpulkan bahwa pragmatik berhubungan dengan pemahaman kita
terhadap hal-hal di luar bahasa. Akan tetapi, hal-hal yang dibicarakan
di dalam pragmatik sangat erat pula kaitannya dengan hal-hal di dalam
bahasa. Adapun semantik adalah subdisiplin linguistik yang membicarakan
makna yaitu makna kata dan makna kalimat.
.gif)
27 November 2013 pukul 18.06
Saya Fatmawati (A1B113066) ingin bertanya. Apa yang dimaksud dengan semantik sintaktikal, semantik maksud, dan semantik kalimat ? Tolong berikan contohnya ! Terima kasih ^^
27 November 2013 pukul 20.38
Saya puji lestari NIm (A1B113045) ingin bertanya.. Jelaskan apa yang di maksud dengan gaya klimaks menggunakan aposisi juga, tetapi aposisi gradual
28 November 2013 pukul 05.25
Nama Saya Diah Oktiawati (A1B113077, akan menjawab pertanyaan dari saudari Puji Lestari.
Jangankan bertani, buruh pun saya jalani. Gaya klimaks menggunakan oposisi juga, tetapi oposisi gradual. Maksud dari penjelasan ini, gaya klimaks pada contoh kalimat di atas memiliki makna yaitu walaupun si "saya" tidak mendapatkan pekerjaan sebagai petani tetapi si "saya" tetap berharap mendapatkan pekerjaan yang lain (buruh. disini kita dapat memahami bahwa gaya klimaks(majas nonperbandingan)terdapat dalam kata "pekerjaan apapun". Si saya menyebutkan ingin melakukan pekerjaan bertani tetapi pada akhirnya dia tidak mendapatkan pekerjaan itu melainkan asal mendapatkan pekerjaan (sebagai buruh).Dapat disimpulkan bahwa kalimat tersebut memiliki dua istilah yang berlainan dan memiliki makna yang penting dilanjutkan dengan makna yang tidak penting dan diakhiri dengan makna yang penting. Terimaksih..
4 Desember 2013 pukul 07.39
Saya Rezki Fitriani ( A1B113027) bertanya kepada kelompok Semantik. Apa kesamaan makna denotatif dengan makna leksikal? tolong berikan contohnya!
4 Desember 2013 pukul 14.05
Saya Eprida Eryani (A1B113017) akan menjawab pertanyaan dari saudari Rezki Fitriani. Menurut saya persamaan antara makna denotatif dengan makna leksikal adalah sama-sama merupakan makna kata yg tidak memiliki kaitan dengan kata lain dalam sebuah kalimat atau makna dasarnya.
Contoh dari makna denotatif : "ular" yg memiliki makna sbg binatang melata,tidak berkaki dan kulitnya bersisik.
Contoh dari makna leksikal :
"berumah" yg memiliki makna mempunyai rumah.
Dari contoh tersebut dapat disimpulkan bahwa makna denotatif dan makna leksikal sama-sama mengandung makna sebenarnya atau bukan makna kiasan seperti makna konotatif.
Terima kasih.
23 Februari 2016 pukul 07.54
saya mahu bertanya apakah perbezaan dan persamaan antara semantik dan pragmatik??