Selamat Datang!!

Semantik dan Pragmatik

Semantik dan Pragmatik

  A.  Pengertian Semantik

Kata semantik  dalam bahasa Inggris :Semantics  , berasal dari bahasa Yunani sema  (kata benda ) yang berarti  Tanda” atau “Lambang”. Yang dimaksud tanda atau lambang di sini sebagai padanan Sema itu adalah tanda linguistik (perancis :signe linguistique ). Kata kerjanya adalah Semaino  yang berarti Menandai atau melambangkan.Kata semantik dapat di artikan sebagai ilmu tentang makna atau tentang arti, yaitu salah satu dari tiga tataran analisis bahasa :fonologi, gramatika,dan semantik.Selain istilah semantik dalam sejarah linguistik ada pula digunakan istilah lain seperti semiotika, semiologi, semasiologi , sememik, dan semik untuk merujuk pada bidang studi yang mempelajari makna atau arti dari suatu tanda atau lambang.Kesulitan lain dalam menganaisis makna adalah adanya kenyataan bahwa tidak selalu “ yang menandai “ dan “ yang ditandai “ berhubungan sebagai satu lawan satu, artinya, setiap tanda linguistik hanya memiliki satu makna.

 Jenis Semantik

Yang menjadi sebuah objek semantik adalah makna bahasa yang terdiri dari satuan – satuan bahasa seperti kata, frase, klausa, kalimat, dan wacana. Bahasa memiliki tataran tataran analisis, yaitu fonologi, morfologo, dan sintaksis.Ada beberapa jenis semantik, yang dibedakan berdasarkan tataran atau bagian dari bahasa itu yang menjadi penyelidiknya :

a.       Semantik leksikal                         

b.      Semantik gramatikal                    

c.       Semantik sintaktikal                       

d.`    Semantik kalimat

e.     Semantik maksud

f.      Semantik pragmatik

 Analisis Makna
 Makna merupakan kesatuan mental pengetahuan dan pengalaman yang terkait dengan lambing bahasa yang mewakilinya. Makna terdiri atas komponen makna, misalnya makna kata wanita terbentuk dari komponen makna MANUSIA, DEWASA, PEREMPUAN. Analisis makna, selain dilakukan dengan bantuan analisis kompinen, dapat dilakukan melalui prototipe. Menurut pendekatan ini makna kata tidak dapat diuraikan dalam bentuk komponen semantik karena makna kata batasnya kabur dan keanggotaan dalam satu kategori tidak ditentikan oleh ada tidaknya komponen-komponen semantic tertentu, tetapi bergantung pada jarak dari prototipe. Prototipe adalah representasi mental yang mewakili contoh terbaik satu konsep tertentu. Sebagai contoh, konsep kata mobil diwakili mobil sedan yang merupakan prototipe konsep mobil. Untuk menentukan apakah satu kata masih termasuk dalam kategori mobil atau tidak, kata itu harus dibandingkan dengan prototipe mobil. Misalnya, bus secara pasti dapat dimasukkan dalam kategori mobil, tetapi bajaj lebih sulit untuk dimasukkan dalam kategori mobil, karena jarak bajaj dari mobil sedan lebih jauh daripada jarak bus dengan mobul sedan yang memiliki lebih banyak persamaan. Analisis makna dengan bantuan prototipe memungkinkan penyusunan kosakata yang termasuk dalam satu medan makna yang berasal dari ranah tertentu. Pembentukan prototipe dipengaruhi latar belakang sosial budaya dan lingkungan suatu masyarakat bahas, misalnya protipe ranah buah-buahan dalam masyarakat Indonesia adalah pisang, sedangkan dalam masyarakat bahasa yang tinggal di Eropa apel.

 Makna Pemakaian Bahasa
 Makna dan pamakaian bahasa merupakan dua hal yang tak dapat dipisahkan. berikut ini diulas dua hal yang menyangkut makna dan pemakaian bahasa itu, yakni makna dan gaya bahasa serta makna dan bahasa tabu. 

1. Makna dan gaya bahasa Dalam pemakian gaya bahasa, unsur makna memegang peranan yang dominan. Gaya bahasa selalu berurusan dengan makna kata. Berbagai jenis gaya bahasa dapat dilacak kekhasannya dari segi makna itu. Gaya kontras, misalnya, jelas mempertimbangkan oposisi, seperti yang tampak pada kalimat berikut:

 a. Anda orang besar, bukan orang sembarangan.

 b. Jangankan bertani, buruh pun saya jalani. Gaya klimaks menggunakan oposisi juga, tetapi oposisi gradual. Perhatikan dua kalimat berikut ini! Silakan maju semua, kopral, kapten, colonel, dan jendralnya! Saya tidak gentar. Gaya bahasa yang menunjukkan pengulangan kata-kata bersinonim juga ada. Pengulangan dengan kata-kata yang bersinonim itu malahan merupakan variasi yang membuat gaya itu menjadi segar, seperti yang tampak pada contoh berikut. Anda boleh melirik, melihat, menatap, tetapi jangan melotot. Uraian di atas sekedar gambaran bahwa makna merupakan unsur bahasa yang berkaitan erat dengan gaya bahasa. Makna merupakan unsur yang potensial didayagunakan dalam gaya bahas. 

2. Makna dan Gaya Bahasa TabuTidak semua kata atau satuan lingual dalam bahasa layak dalam situasi tertentu. Dengan kata lain, ada satuan bahasa yang tabu dinyatakan dalam forum tertentu. Tabu itu sendiri sebenarnya dilatarbelakangi oleh pertimbangan makna. Dikatakan tabu karena makna yang dikandungnya tidak layak dimunculkan dalam situasi komunikasi. Kepada orang yang lebih tua tidaklah pantas digunakan kata anda sebagai penyapa. Kata sapaan bapak dan ibu lebih banyak digunakan. Penutur biasanya tidak kurang akal untuk menghindari penggunaan kata tabu. Dalam kebudayaan Indonesia, misalnya, ada keengganan untuk menggunakan kata ganti orang kedua tunggal kamu atau bentuk posesif mu. Penutur biasanya menghilangkan unsur itu, atau menggantinya dengan unsure lain yang lebih pantas.

B. Pengertian Pragmatik

Para pakar pragmatik mendefinisikan istilah ini secara berbeda-beda. Yule (1996: 3), misalnya, menyebutkan empat definisi pragmatik, yaitu:

 (1) bidang yang mengkaji makna pembicara,

 (2) bidang yang mengkaji makna menurut konteksnya,

(3) bidang yang, melebihi kajian tentang makna yang diujarkan, mengkaji makna yang dikomunikasikan atau terkomunikasikan oleh pembicara, dan

 (4) bidang yang mengkaji bentuk ekspresi menurut jarak sosial yang membatasi partisipan yang terlibat dalam percakapan tertentu.

 Thomas (1995: 2) menyebut dua kecenderungan dalam pragmatik terbagi menjadi dua bagian, pertama, dengan menggunakan sudut pandang sosial, menghubungkan pragmatik dengan makna pembicara (speaker meaning); dan kedua, dengan menggunakan sudut pandang kognitif, menghubungkan pragmatik dengan interpretasi ujaran (utterance interpretation). Selanjutnya Thomas (1995: 22), dengan mengandaikan bahwa pemaknaan merupakan proses dinamis yang melibatkan negosiasi antara pembicara dan pendengar serta antara konteks ujaran (fisik, sosial, dan linguistik) dan makna potensial yang mungkin dari sebuah ujaran ujaran, mendefinisikan pragmatik sebagai bidang yang mengkaji makna dalam interaksi (meaning in interaction). Leech (1983: 6 (dalam Gunarwan 2004: 2)) melihat pragmatik sebagai bidang kajian dalam linguistik yang mempunyai kaitan dengan semantik. Keterkaitan ini ia sebut semantisisme, yaitu melihat pragmatik sebagai bagian dari semantik; pragmatisisme, yaitu melihat semantik sebagai bagian dari pragmatik; dan komplementarisme, atau melihat semantik dan pragmatik sebagai dua bidang yang saling melengkapi. 

KESIMPULAN

Semantik dan pragmatik merupakan salah satu cabang ilmu yang dipelajari dalam studi linguistik. Dalam semantik kita mengenal yang disebut klasifikasi makna, relasi makna, erubahan makna, analisis makna, dan makna pemakaian bahasa. Sedangkan dalam pragmatik kita mengenal yang disebut interaksi dan sopan santun, implikatur percakapan, pertuturan, referensi dan inferensi serta deiksis. Dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa pragmatik berhubungan dengan pemahaman kita terhadap hal-hal di luar bahasa. Akan tetapi, hal-hal yang dibicarakan di dalam pragmatik sangat erat pula kaitannya dengan hal-hal di dalam bahasa. Adapun semantik adalah subdisiplin linguistik yang membicarakan makna yaitu makna kata dan makna kalimat.



  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

6 Response to "Semantik dan Pragmatik"

  1. Estetikabelajar says:
    27 November 2013 pukul 18.06

    Saya Fatmawati (A1B113066) ingin bertanya. Apa yang dimaksud dengan semantik sintaktikal, semantik maksud, dan semantik kalimat ? Tolong berikan contohnya ! Terima kasih ^^

  2. Unknown says:
    27 November 2013 pukul 20.38

    Saya puji lestari NIm (A1B113045) ingin bertanya.. Jelaskan apa yang di maksud dengan gaya klimaks menggunakan aposisi juga, tetapi aposisi gradual

  3. Unknown says:
    28 November 2013 pukul 05.25

    Nama Saya Diah Oktiawati (A1B113077, akan menjawab pertanyaan dari saudari Puji Lestari.
    Jangankan bertani, buruh pun saya jalani. Gaya klimaks menggunakan oposisi juga, tetapi oposisi gradual. Maksud dari penjelasan ini, gaya klimaks pada contoh kalimat di atas memiliki makna yaitu walaupun si "saya" tidak mendapatkan pekerjaan sebagai petani tetapi si "saya" tetap berharap mendapatkan pekerjaan yang lain (buruh. disini kita dapat memahami bahwa gaya klimaks(majas nonperbandingan)terdapat dalam kata "pekerjaan apapun". Si saya menyebutkan ingin melakukan pekerjaan bertani tetapi pada akhirnya dia tidak mendapatkan pekerjaan itu melainkan asal mendapatkan pekerjaan (sebagai buruh).Dapat disimpulkan bahwa kalimat tersebut memiliki dua istilah yang berlainan dan memiliki makna yang penting dilanjutkan dengan makna yang tidak penting dan diakhiri dengan makna yang penting. Terimaksih..

  4. Rezki Fitriani says:
    4 Desember 2013 pukul 07.39

    Saya Rezki Fitriani ( A1B113027) bertanya kepada kelompok Semantik. Apa kesamaan makna denotatif dengan makna leksikal? tolong berikan contohnya!

  5. Unknown says:
    4 Desember 2013 pukul 14.05

    Saya Eprida Eryani (A1B113017) akan menjawab pertanyaan dari saudari Rezki Fitriani. Menurut saya persamaan antara makna denotatif dengan makna leksikal adalah sama-sama merupakan makna kata yg tidak memiliki kaitan dengan kata lain dalam sebuah kalimat atau makna dasarnya.
    Contoh dari makna denotatif : "ular" yg memiliki makna sbg binatang melata,tidak berkaki dan kulitnya bersisik.
    Contoh dari makna leksikal :
    "berumah" yg memiliki makna mempunyai rumah.
    Dari contoh tersebut dapat disimpulkan bahwa makna denotatif dan makna leksikal sama-sama mengandung makna sebenarnya atau bukan makna kiasan seperti makna konotatif.
    Terima kasih.

  6. kampung girl says:
    23 Februari 2016 pukul 07.54

    saya mahu bertanya apakah perbezaan dan persamaan antara semantik dan pragmatik??

Terima kasih!!